Oleh :
Dr KH Syamsul Bahri Abd Hamid Lc MA
(Sekertaris Komisi Fatwa MUI Sulsel)
Ada tipe manusia yang suka rendah diri dan rendah hati .Yang pertama negatif karena kurang percaya diri dan menganggap dirinya kompetitif. Kedua positif tidak takabur, tidak ujub dan congkak pada sesama manusia, sifat yang kedua ini bila ada pada diri seorang yang beriman pasti mencirikan keimanannya.
وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.
Seorang ulama besar bernama Hasan Basri Rahimallah dari Basrah Irak mengurai kemuliaan rendah hati bahwa rendah hati itu sifat orang mukmin bahkan pendengaran, penglihatan, seluruh tubuhnya senantiasa dituntun bersifat tunduk di depan manusia, hingga terkadang orang beriman rendah hati itu dari tipe tunduknya ini dikira orang orang sakit dan bermasalah kesehatan, mereka sebenarnya itu sehat walafiat tapi rasa takut kepada Allah Swt membuat jiwa raganya tunduk, mereka juga tidak kejar dunia semata karena mereka mengerti tentang akhirat, sanubari mereka berkata segala puji Allah yang telah bebaskan kami dari sedih, mereka tegar tidak terbawa oleh kesedihan manusia , mereka menangis takut neraka, mereka berbahasa tubuh belasungkawa pada dirinya, maka menurut mereka siapa yang tidak belasungkawa terhadap dirinya yang penuh kekurangan maka Allah berbelasungkawa padanya karena jiwanya terkoyak-koyak sendiri oleh kesombongan. Demikian pula menurut Hasan Basri Rahimahullah siapa yang hanya lihat nikmat itu dari sisi makan minum saja tidak lebih maka itu pengetahuannya sedikit sementara sengsaranya banyak.
Imam Ibnu Katsir mencirikan rendah hati sebagai : perilaku penuh kharisma dan wibawa yaitu penuh rasa percaya diri yang bertabiat pasti.
Salah satu perilaku yang dapat menjaga kharisma dan kewibawaan serta rasa mulia sebagai orang beriman adalah menghindarkan diri berlebih-lebihan dalam perbuatan seperti terbahak bahak, teriak teriak, terlalu gembira, terlalu over akting dan lain lain , ini semua menjatuhkan nuansa rendah hati di hadapan manusia, Aisyah ra menggambarkan nuansa rendah hati nabi dengan cara jaga kharisma dengan mengontrol cara tertawanya agar pihak lain tidak tersinggung dengan gelak tawanya.
وعن عائشة رضي الله عنها قالت: مَا رَأيْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم مُسْتَجْمِعًا قَطُّ ضَاحِكًا حَتَّى تُرَى مِنهُ لَهَوَاتُهُ إنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ. متفقٌ عَلَيْهِ.
Aisyah berkata ; saya tak pernah lihat Rasulullah berlebih lebihan berbuat tertawa hingga kerongkongannya terlihat namun bila tertawa itu cukup tersenyum saja.Senyum rasul itu nuansa rendah hati pada manusia di sekelilingnya.
Ada nilai yang harus muncul di hati orang yang terpola rendah hati itu yaitu nilai Ruhamaa baenahum saling menyayangi dan memahami di kalangan orang bersahabat sebagaimana nabi dan sahabatnya saling menyayangi . Kasih sayang itu muncul di hati setiap penyayang bila ia mengkondisikan hal ihwal yang disayangi setaraf, seberuntung dan semisal dengan dirinya di hadapan Allah dan makhlukNya. Semua perlu disayangi dan dihargai, ini pencapaian tinggi dalam perilaku rendah hati, bukankah Allah telah Canangkan bahwa Ia akan menyayangi orang renda hati yang telah berpredikat penyayang ? Seperti yang diisyaratkan Rasul Saw;
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ ، قَالَ:
«الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ، ارْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ».أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ ، وَالتِّرْمِذِيُّ ، وَصَحَّحَهُ ، تَفَرَّدَ بِهِ سُفْيَانُ
Orang orang berpenyayang itu disayangi Maha Penyayang, sayangilah siapa saja di muka bumi ini maka mereka para malaikat yang berada di langit juga akan menyayangi orang orang berpenyayang itu.
Siapakah orang orang berpenyayang itu? merekalah yang beriman dan rendah hati. Wallahu A’lam.
Irfan Suba Raya