Makasar, islamkontemporer.id- Dr KH Syamsul Bahri Abd Hamid Lc MA mengulas amalan di hari awal awal Zulhijjah dan hari Arafah pada khutbah Jumat di Masjid Nurul Iman Telkom Jln AP Pettarani Makassar pada Jumat 31 Mei 2024.
Dalam ceramahnya Sekertaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan ini mengingatkan hari Arafah merupakan hari yang tidak bisa terlewatkan begitu saja tampa melakukan amalan ibadah.
Bagi yang menunaikan ibadah haji tentu bisa melakukan amalan yang tambahan seperti puasa, sedekah dan sholat sunnah lainya.
Namun bagi yang tidak melaksanakan haji maka Allah swt juga memberi ruang untuk melakukan peningkatan amalan ibadah sala satunya dengan berpuasa pada hari Arafah dan melakukan ibadah- ibadah tambahan terutama di 10 hari pertama bulan Zulhijjah, “ungkapnya.
Lanjutnya Dekan Agama Fakultas Cokroaminoto Makassar ini mengajarkan umat muslim memiliki kesempatan untuk meningkatkan amal ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Khususnya di 10 hari awal bulan Zulhijjah, karena terdapat amalan-amalan yang dianjurkan dan memiliki keutamaan yang besar. Hal ini disebutkan nabi dalam hadis:
“Tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai Allah melebihi amal saleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Zulhijah).” Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satu pun.” (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968, sahih menurut Al-Albani).
Zulhijjah termasuk bulan yang di dalamnya terdapat banyak keutamaan. Zulhijjah disebut banyak keutamaan karena ada banyak amalan yang disunnahkan pada bulan tersebut.
Hari pertana hingga ke-9 bulan Zulhijah ini memiliki banyak keutamaan. Kaum muslimin disunnahkan untuk memperbanyak amalan di hari hari ini seperti puasa Arafah. serupa hadis nabi :
“Puasa Arafah (9 Zulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan tahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharam) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR.Muslim, no.1162).
Ia juga membayangkan agar jamaah yang diberi ruang dan kesempatan oleh Allah swt maka mereka dianjurkan untuk ber-Qurban pada 10 Zulhijjah. Ini semua sebagai bentuk ucapan syukur kepada Allah yang telah memberikan kesehatan dan umur yang panjang dari tshun ke tahun.
*Irfan Suba Raya*