Home / Dakwah / Kekawatiran Para Shahabat Akan Retaknya Persatuan

Kekawatiran Para Shahabat Akan Retaknya Persatuan

https://www.google.co.id/search?q=perang+nabi+muhammad&espv=2&biw=1366&bih=589&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi4j__glq3PAhWHLI8KHdVXCvUQ_AUIBygC#imgrc=mwb3-dJtOseFVM%3AKekawatiran Para Shahabat Akan Retaknya Persatuan

Dr. H. Syamsul Bahri Abd. Hamid Lc., M.A

Sudah menjadi Ijma ( sepakat dalam sikap dan pendapat) dikalangan shahabat nabi bahwa keutuhan dan persatuan di kalangan umat Islam wajib hukumnya di jaga dan diperjuangkan (lihat Hayatus shahabah juz 2 : 229), maka pasca rasul saw wafat , para sahabat senantiasa sangat menjaga kekompakan dan kesatuan, dan senantiasa melihat dan mempertimbangkan asas mufakat dalam segala urusan, bila tidak ditemukan kata mufakat maka pertimbangan suara mayoritas yang disertai dalil akli dan nakli yang kuat dan benar itulah yang menjadi ketentuan dan sikap bersama. Bukti pertama yang dapat disinyalir dalam hal kesungguhan para shabat adalah pidato Abu Bakar ra di hari penentuan pemilihan khalifah pengganti rasul, ia menanggapi adanya usulan yang ingin menjadikan pengganti nabi satu dari golongan Muhajirin dan satu lagi dari golongan Anshar, Abu Bakar Berkata : ” Tidak halal bagi kaum muslimin memiliki dua pucuk pimpinan (Emir) karena hal itu bila terjadi maka segala urusan akan terjadi perbedaan dikalangan kaum muslimin, dan hukum hukum pun berbeda eksistensinya, umatpun akan berpecah satu dengan lainnya, dan disertai dengan perselisihan dikalangan mereka, disaat itu sunah sunahpun akan ditinggalkan, urusan bid’ah akan meluas, dan tiada seorangpun saat itu yang akan mendapat maslahat”. Adapun Umar ra juga memandang bila kekhalifaan ada di dua tangan maka itu akan tidak berfungsi beliau berkata : jika dua pedang akan dimasukkkan ke dalam satu sarung pedang, maka hal itu tidak dapat dilakukakn.”
Ibnu Mas’ud ra adalah periwayat hadis dan tokoh shahabat yang sangat luas pengetahuannya berkata : ” Hai manusia hendaklah kalian taat kepada pemimpin dan kokoh dalam persatuan umat, karena sesungguhnya persatuan itu adalah salah satu tali agama Allah swt yang diperintahakan Allah swt untuk dipegang kokoh, sesungguhnya apa yang kalian temui tidak menyenangkan di kalangan umat, sungguh itu lebih baik dari pada perpecahan kalian, sesungguhnya Allah swt memunculkan suatu urusan pasti ada kesudahannnya, Islam itu mengarah pada kemantapan dan sudah hampir rampung kemantapannya, lalu islam hanya bertambah atau berkurang kemantapannya itu hingga kiamat tiba, bukti adanya kekurangan kekurangan itu adalah kefakiran yang muncul dan menakutkan gambarannya hingga seorang fakir tidak menemukan lagi kepada siapa ia hendak mendapat pertolongan, begitu halnya dengan si kaya tiada ia dapatkan dirinya merasa cukup dengan kekayaannya, gambaran lain adalah seseorang mohon pertolongan pada saudaranya atau pamannya tetapi ia tiada dapat pertolongan, bahkan seorang peminta minta antara hari jumat dengan jumat berikutnya ia tiada mendapat seseorang meletakkan pemberian pada telapak tangannya”.

Check Also

Foto : Prof Kamaluddin Abunawas saat mengisi ceramah di Channel YouTube MUI Sulsel.

Hiburan : Kelompok Inilah yang Beruntung di Akhirat

  Makassar, islamkontemporer.id – Siapa sih yang termasuk orang yang mendapatkan keberuntungan nanti di akhirat? …